Minggu, 03 Februari 2013

PELATIHAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SWADAYA” MEMBLUDAK”


Pelatihan rutin pengelolaan perpustakaan swadaya (program magang)  diselenggarakan Perpustakaan Kabupaten Wonosobo setiap akhir bulan, Bulan Januari kemarin mengalami peningkatan peminat yang signifikan. Program magang yang biasanya rata-rata diikuti oleh sekitar 8 orang per bulan, mampu mencapi 31 orang yang terdiri dari perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, dan perpustakaan instansi. Tidak hanya itu , peserta yang hadir dari Kabupaten Wonosobo juga dari kabupaten lain.


Program magang sendiri dilaksanakan setiap akhir bulan selama 3 hari dengan 6 materi yaitu pengenalan layanan, pengolahan buku,katalogisasi, klasifikasi, promosi dan pengembangan perpustakaan, serta pelatihan otomasi. Narasumber adalah dari internal Kantor Perpustakaan Kabupaten Wonosobo. Untuk mengikuti program magang swadaya ini yang berminat cukup menghubungi Seksi Pembinaan Kantor Perpustakaan Kabupaten Wonosobo dan memberikan kontribusi biaya sebesar Rp. 50.000,-. Biaya ini bukan merupakan pembayaran untuk keuntungan namun dipergunakan untuk biaya snack dan sertifikat sehingga dana tersebut dikembalikan kepada peserta. Adapun narasumber ,tempat, dan fasilitas mengajar lain gratis sebagai bentuk pengabdian dan perhatian Perpustakaan Kabupaten Wonosobo dalam transfer ilmu untuk bertahap meningkatkan geliat perpustakaan diberbagai sisi agar mampu berperan nyata dalam meningkatkan minat baca masyarakat menuju arah pembudayaan membaca.

Dengan SDM yang terbatas, Perpustakaan Kabupaten Wonosobo tetap terus berkomitmen untuk dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin baik dengan layanan yang telah ada maupun usaha untuk mewujudkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan dan pembelajaran masyarakat. Selain program magang juga sedang dirintis pelatihan IT seperti pengenalan dasar komputer, internet dasar, dan pembuatan blog. Selain itu dirintis pula komunikasi dengan pihak-pihak lain yang akan memberikan kontribusi keilmuan seperti pelatihan jurnalistik, penulisan , dan lain sebagainya. Walaupun diakui dengan SDM yang terbatas namun ingin diwujudkan “Mini tapi Maxi” walaupun SDM terbatas tetapi memberikan kontribusi yang maksimal tanpa harus memikirkan pendapat banyak orang yang memarginalkan institusi perpustakaan.